Senin, 02 Desember 2013

Bahaya yang Timbul dari Penggunaan Bahasa Gaul


Bahaya yang Timbul dari Penggunaan Bahasa Gaul. Penggunaan kata-kata seperti “lo, gue, ciyus atau miapah” merupakan bahasa yang sering digunakan sehari-hari. Penggunaan bahasa yang dianggap gaul ini sering digunakan oleh kalangan dewasa, remaja maupun anak-anak. Seringnya penggunaan bahasa ini dikarenakan pengucapannya yang lebih simpel dari bahasa baku Indonesia, dan dianggap lebih “gaul” ketimbang menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

Penggunaan bahasa seperti ini memang tidak apa-apa jika hanya digunakan sekali-kali dan hanya saat bersenda gurau. Namun jika digunakan terlalu sering tentu akan tidak baik bagi penggunanya. Ya, jika kita perhatikan sekeliling kita penggunaan bahasa yang dianggap “gaul” ini hampir digunakan setiap hari pada saat beraktifitas. Baik itu ketika kita berbicara dengan teman, kerabat maupun orang-orang yang ada disekitarnya.

Bahasa gaul ini berasal dari para artis atau public figure yang sering tampil di media massa seperti televisi. Mereka (para artis) sering menggunakan bahasa ini agar acara yang mereka bawakan di televisi dapat menarik minat penonton untuk menontonnya. Tentu saja bagi masyarakat yang sering menonton acara televisi yang sering menampilkan penggunaan bahasa gaul seperti “lo, gue”, pasti akan mencontoh penggunaan bahasa pada acara yang ditontonnya. Ini tentu berbahaya mengingat televisi merupakan media yang sangat disering digunakan dan dikonsumsi oleh masyarakat kita.

Bahaya yang terkandung jika kita sering menggunakan bahasa “gaul” ini terletak pada jarang digunakannya bahasa Indonesia yang merupakan bahasa kita. Seringnya penggunaan bahasa “gaul” ini akan membuat bahasa Indonesia tersisih dari fungsinya sebagai bahasa sah bangsa kita. Bayangkan jika semua orang di Indonesia ingin dicap sebagai orang yang gaul dan modern, tentu saja mereka akan menggunakan bahasa “lo, gue, ciyus, atau miapah” dalam kehidupannya sehari-hari. Lalu mau dikemanakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa sah di negeri ini?.

Contoh mulai tersisihnya bahasa Indonesia oleh bahasa “gaul” ini bisa kita lihat di lingkungan kita sendiri, bagaimana teman-teman, kerabat atau orang-orang disekitar kita menggunakan bahasa “gaul” ini pada kehidupan mereka sehari-hari. Bahkan kita bisa mengambil contoh dengan melihat diri kita sendiri. Seberapa sering kita dalam satu hari menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti “saya dan kamu”. Lalu coba kita bandingkan dengan penggunaan bahasa “lo dan gue”. Tetntu akan sangat jomplang perbedaanya. Kita tentu akan lebih sering menggunakan kata seperti “lo, gue” ketika berbicara dengan teman mapun kerabat kita karena dianggap lebih mudah, simple dan gaul, ketimbang menggunakan kata “saya, kamu” dalam  kehidupan kita sehari-hari.

Dalam keilmuan komunikasi, masyarakat yang menyontoh dan mempraktekan apa yang dilihatnya di media merupakan efek dari teori “agenda setting”. Teori “agenda setting” menjelaskan bahwa sebuah media memiliki peran yang vital dalam mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat yang mengkonsumsi media tersebut. Media dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat dan menggiring opini publik yang ada dan membuat masyarakat mengikutnya. Dalam kasus penggunaan bahasa gaul seperti “lo, gue, ciyus, dan miapah” ini, semakin sering media menampilkannya, maka semakin cepat pula masyarakat yang mengonsumsi media tersebut menirunya.

Inilah tugas kita sebagai orang yang terdidik untuk menyadarkan agar masyarakat tidak terlalu mudah meniru media yang ada pada saat ini. Kita harus bisa menyadarkan masyarakat agar mencerna terlebih dahulu tayangan media yang dikonsumsinya sebelum menirunya, mengingat pada saat ini banyak sekali tontonan media yang tidak sehat untuk masyarakat kita. Kita juga perlu menyadarkan masyarakat akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa kita, jika bahasa Indonesia tersisihkan oleh bahasa yang dianggap “gaul” ini, tentu akan berbahaya bagi kelestarian bahasa Indonesia yang merupakan identitas bangsa ini. Mau dikemanakan bahasa Indonesia dan siapa yang mau melestarikannya kalau bukan kita anak dari bumi pertiwi ini. Hidup bahasa Indonesia !

http://sosbud.kompasiana.com